Sabtu, 14 April 2012

HUKUM OHM


LAPORAN RESMI PRAKTIKUM
PENGANTAR LISTRIK MAGNET DAN OPTIKA
HUKUM OHM











Oleh:
KELOMPOK 1-B
Rizki Ageng Mardikawati
11302241036
Pendidikan Fisika Subsidi

PRODI PENDIDIKAN FISIKA/JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2012
PERCOBAAN FDII-05
HUKUM OHM

A.    TUJUAN PERCOBAAN
Setelah akhir kegiatan diharapkan mahasiswa dapat :
1.      Menunjukkan cara pengukuran tegangan listrik
2.      Menunjukkan cara pengukuran arus listrik
3.      Mengiterprestasikan grafik hubungan tegangan dan arus listrik
4.      Menentukan besar hambatan suatu penghantar

B.     ALAT DAN BAHAN
1.      Soket Panel
2.      Panel Hukum Ohm
3.      Kabel Penghubung
4.      Voltmeter (V)
5.      Amperemeter
6.      Potensio
7.      Sumber tegangan

C.    DASAR TEORI
Kuat arus listrik yang mengalir dalam suatu penghantar (hambatan) besarnya sebanding dengan beda potensial (tegangan) antara ujung-ujung penghantar tersebut. Pernyataan tersebut dapat dituliskan:

Jika kesebandingan tersebut dijadikan persamaan, dapat dinyatakan sebagai:
Atau     
Dengan:
I = Kuat Arus yang mengalir dalam penghantar (Ampere)
R= Tetapan yang disebut hambatan (Ohm)
V= Beda potensial (tegangan) kedua ujung penghantar (Volt)
Faktor pembanding (R) besarnya tetap/ tertentu untuk suatu penghantar tertentu.  (Tim Fisika Dasar, 2012: 9)
Grafik hubungan tegangan terhadap kuat arus:
Image:volt ampere.JPG





Dalam studi mengenai konduktor dalam elektrostatik, ada argumen bahwa medan listrik di dalam konduktor pada kondisi kesetimbangan elektrostatis harus nol. Jika tidak demikian, muatan-muatan bebas di dalam konduktor akan bergerak. Misalkan, situasi dimana muatan bebas memang bergerak dalam konduktor. Artinya, konduktor tidak berada pada kesetimbangan elektrostatik. Arus di dalam konduktor dihasilkan oleh medan listrik di dalam konduktor ketika mendesakkan gaya pada muatan-muatan bebas. Karena medan E searah dengan gaya pada muatan positif, dan karena arah arus merupakan arah aliran muatan positif, maka arah arus searah dengan medan listrik.
Gambar di atas memperlihatkan suatu segmen kawat dengan panjang  dan penampang lintang A yang membawa arus I. Karena arah medan listrik dari daerah potensial lebih tinggi kedaerah potensial lebih rendah, potensial pada titik a lebih besar daripada titik b. Asumsikan bahwa  cukup kecil sehingga kita bisa menganggap medan listrik yang melintasi segmen adalah konstan. Bada potensial  antara titik a dan b adalah:
Untuk kebanyakan material,
Arus dalam suatu segmen kawat sebanding dengan beda potensial yang melintasi segmen.

Hasil eksperimental ini dikenal sebagai Hukum Ohm. Konstanta kesebandingannya ditulis , dimana R disebut resistansi.
Atau
Persamaan tersebut memberikan suatu definisi umum dari resistansi antara dua titik. Satuan SI untuk resistansi, volt per ampere, disebut Ohm
Resistansi suatu material bergantung pada panjang, luas penampang lintang, tipe material, dan temperatur. Untuk material-material yang mematuhi hukum Ohm resistansi tidak bergantung pada arus, yaitu perbandingan Resistansi suatu material bergantung pada panajng, luas penampang lintang, tipe material, dan temperatur. Untuk material-material yang mematuhi hukum Ohm resistansi tidak bergantung pada arus, yaitu perbandingan  tidak bergantung pada . Material seperti ini, seperti pada kebanyakan logam, disebut material ohmik. Untuk material Ohmik, tegangan jatuh pada suatu segmen sebanding dengan arus.
Persamaan tersebut, dengan kualifikasi bahwa R konstan, memberikan pernyataan matematik hukum Ohm.
Untuk material non-ohmik, perbandingan  bergantung pada arus, sehingga arus tidak sebanding dengan beda potensial. Untuk non-ohmik, resistansi R, bergantung pada arus I.
Ada sebuah grafik yang menunjukkan beda potensial V terhadap arus I untuk material ohmik dan non-ohmik. Untuk material ohmik (kurva bawah), hubungannya linier, sehingga   tidak bergantung pada I ; tetapi untuk material non-ohmik (kurva atas) hubungannya tidak linier, dan  bergantung pada I. Hukum Ohm bukan hukum fundamental alam seperti hukum Newton atau hukum termodinamika tapi merupakan deskripsi empirik dari sifat yang dimiliki banyak material. (Tipler,2001:141-142)

D.    DATA HASIL PENGAMATAN

Dari percobaan yang telah dilakukan, didapatkan hasil sebagai berikut:

1.      Kuat Arus Tetap
No.
I1= 0.025 A
I2= 0.030 A
I3= 0.035A
I4= 0.040 A
I5= 0.045 A
R
V
R
V
R
V
R
V
R
V
(Ohm)
(Volt)
(Ohm)
(Volt)
(Ohm)
(Volt)
(Ohm)
(Volt)
(Ohm)
(Volt)
1
10
0.30
10
0.34
10
0.40
10
0.43
10
0.50
2
20
0.54
20
0.63
20
0.75
20
0.83
20
0.93
3
30
0.80
30
0.97
30
1.10
30
1.24
30
1.40
4
40
1.03
40
1.23
40
1.43
40
1.63
40
 1.82
5
50
1.30
50
1.53
50
1.79
50
2.01
50
2.29

*Keterangan: Dalam laporan ini, tanda titik (.) menyatakan koma (,)





2.      Hambatan Tetap
No.
R1= 10 Ohm
R2= 20 Ohm
R3= 30 Ohm
R4= 40 Ohm
R5= 50 Ohm
I
V
I
V
I
V
I
V
I
V
(Amp)
(Volt)
(Amp)
(Volt)
(Amp)
(Volt)
(Amp)
(Volt)
(Amp)
(Volt)
1
0.025
0.29
0.025
0.52
0.025
0.80
0.025
1.02
0.025
1.29
2
0.030
0.32
0.030
0.64
0.030
0.93
0.030
1.22
0.030
1.51
3
0.035
0.40
0.035
0.73
0.035
1.10
0.035
1.42
0.035
1.79
4
0.040
0.43
0.040
0.85
0.040
1.24
0.040
1.62
0.040
2.00
5
0.045
0.23
0.045
0.97
0.045
1.40
0.045
1.83
0.045
2.29

E.     ANALISIS DATA

1.      Kuat Arus Tetap
Untuk perhitungan menurut Hukum Ohm, data dianalisis dengan persamaan:
                                          à .
Dengan:
V = tegangan (volt)
I = Kuat Arus Listrik (Ampere)
R= Hambatan (Ohm)

 Analisis dengan grafik menunjukkan persamaan y = mx + c. Sehingga, dalam percobaan ini grafik merepresentasikan hubungan antara tegangan, kuat arus, dan hambatan listrik sebagaimana berikut ini:
y = mx + c à V = I R
sehingga V = I R + c, dengan V sebagai ordinat, R sebagai absis, dan I sebagai gradien garis (m) yang dibentuk antara V dengan R.
a.       Untuk kuat Arus 0.025 A
Perhitungan menggunakan Hukum Ohm
No
I1= 0.025 A
R
V
I = V/R
(Ohm)
(Volt)
(Ampere)
1
10
0.3
0.0300
2
20
0.54
0.0270
3
30
0.8
0.0267
4
40
1.03
0.0258
5
50
1.3
0.0260
Jumlah
0.1354
Rata-rata
0.0271

Analisis Grafik
Melalui persamaan y = mx + c yang ditunjukkan dengan persamaan y = 0.024x+0.047 sebagaimana pada grafik maka, didapatkan nilai kuat arus I sebesar 0,024 A

b.      Untuk kuat Arus 0.030 A
Perhitungan menggunakan Hukum Ohm
No
I2= 0.030 A
R
V
I=V/R
(Ohm)
(Volt)
(Ampere)
1
10
0.34
0.0340
2
20
0.63
0.0315
3
30
0.97
0.0323
4
40
1.23
0.0308
5
50
1.53
0.0306
Jumlah
0.1592
Rata-rata
0.0318